Laman

Showing posts with label Hakikat. Show all posts
Showing posts with label Hakikat. Show all posts

Manusia itu sesungguhnya mati, kecuali yang berilmu, yang berilmu pula tertidur, kecuali yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkanya pula tertipu, kecuali yang Ikhlas.

Maka, ingatlah, janganlah tertipu, walaupun, penipuan yang tidak disedari, ingatlah, apabila nyata ketiadaan dirimu itu, maka nyatalah yang ADA, siapakah yang Ada itu? tidak lain, KEBENARAN (Al Haq), oleh karena itu, “matikanlah dirimu sebelum kamu mati”, maka, siapakah yang ada setelah kematian dirimu itu? tidak lain, AKU ( Al Haq) lah yang Ada.

Setelah Dia yang ada, maka selain dariNya adalah, fatamorgana, hanya bayangan, hanya kekosongan dan sesungguhnya Dialah yang meliputi kekosongan dan ketiadaan dirimu itu, maka ingatlah, kekosongan dirimu itulah, dan ketiadaan dirimu itulah SINGGAHSANA NYA, dan di situlah Dia bersemayam, bukan pada jasadmu, bukan pada jiwamu, bukan di hatimu, dan bukan juga pada ruhmu.

oh.. betapa indanya ini, bagi yang mengerti

READ MORE

Perasaan yang dimiliki oleh manusia, seperti rasa malu, rasa jijik timbul secara otomatik dan tidak dipaksa untuk merasakannya. Perasaan itu timbul begitu saja, ketika berhadapan dengan kotoran timbul rasa jijik, ketika berhadapan dengan harimau timbul rasa takut.

Merasa adalah kerja ruh. Perasaannya bertukar berdasarkan apa yang dilihat. Kalau lihat makanan rasa ingin, kalau melihat cacing rasa jijik. Begitulah perasaan itu selalu silih berganti. Begitu jugalah dengan rasa bertuhan. Kalau kita tidak kenal Tuhan, akan sukar untuk menimbulkan rasa bertuhan. 

Walaupun kita memiliki ilmu tentang Tuhan berkuasa, Tuhan memberi ilmu dan lain-lain lagi, tidak terasa Tuhan itu Maha Pelindung dan Penyelamat, Maha mengetahui dan seterusnya.Tetapi kalau kita tahu Tuhan berkuasa dan memahami bagaimana kuasa Tuhan itu, barulah sedikit banyak merasakan Tuhan berkuasa. 

Misalnya untuk merasakan pentingnya oksigen yang telah Allah beri dalam kehidupan kita. Kita tutup hidung, tentu tak lama kita dapat bertahan.

Bila orang yang tak ada rasa takut dengan Tuhan, seperti kisah seorang ibu yang membawa anaknya masuk ke tengah hutan. 

Sampai di rumah dia ceritakan pada ibunya dia bertemu dengan singa, yang dia katakan cantik dan dia pun belai-belai. 

Begitulah keadaan seorang anak yang tidak kenal dengan harimau, dia tidak ada rasa takut. Tetapi berbeda dengan dengan ibu yang telah kenal dengan harimau, tentu akan timbul rasa takut dan bimbang dengan keselamatan anaknya ketika mendengar cerita anaknya tentang perjumpaan dengan harimau.

Jadi untuk orang yang belum ada rasa, maka disuruh untuk berpikir. Sebagai latihan kalau kita melihat ciptaan Tuhan seperti gunung, sungai, laut, burung dan lain-lain, kita cuba kaitkan dengan Tuhan. Itulah yang disebut tafakur. Bila latihan selalu dilakukan, maka satu masa akan terasa secara otomatik, seperti perasaan-perasaan yang lain.

Bedanya dengan para sasterawan yang jiwanya halus, tetapi jika tidak dikaitkan dengan Tuhan, maka bila melihat gunung yang terasa betapa hebatnya gunung. Bila melihat laut yang terasa betapa hebatnya laut. Sebab itu mereka seperti orang yang tidak siuman, asyik dengan diri sendiri. 

Jadi di tahap awal yang perlu dilakukan adalah berpikir tentang ciptaan Tuhan. Tetapi lama kelamaan, bila sudah kenal Tuhan maka akan datang perasaan-perasaan yang berkaitan dengan Tuhan secara otomatik, seperti rasa takut, bimbang, cemas dan lain - lain

Sebab itu orang-orang yang hatinya sudah sentiasa merasakan wujudnya Tuhan, maka akan timbul rasa mabuk.

READ MORE

IBLIS hakikatnya adalah ego, yaitu keadaan keterpisahan dari ke-ESA-an, disebabkan kelamnya hati. Maka dari sebab iblis/ego inilah muncul segala macam syetan.

SYETAN artinya adalah jauh, yaitu segala kondisi hati, fikir, dan perbuatan yang jauh dari Tuhan/Kesucian. Sehingga sehari-hari hanya ada panas neraka membakar di dada: benci, jengkel, amarah, dendam, iri, dengki, dan sebagainya.

KAFIRUN artinya adalah orang yang menutupi, yaitu menutupi/mengingkari nur ilahi yang ada pada dirinya. Sehingga perbuatannya hanya merusak, jauh dari kesucian, jauh dari Rohman Rohim (kasih sayang). Dengan kata lain kafirun adalah pelaku syetan (jauh) tadi.

Segala ritual (sistem ibadah) dalam semua agama di dunia ini tujuan hakikinya adalah untuk membersihkan hati dari ego/iblis, yang otomatis akan membersihkan syetan - syetan (perbuatan jauh dari suci). Menjauhkan diri dari laku kafir (menutupi) Nur Ilahi pada diri.

Namun justru kebanyakan orang menggunakan ritual - ritual agama untuk menuruti ego/iblisnya, sebab ketidakpahaman akan hakikat agama. Sehingga ritual (sistem ibadah) yang dilakukan bukannya membersihkan hati tapi malah menjadi laku syetan. Termasuk ingin surga sekalipun, itu tetap saja menuruti ego/iblis.

Maka betullah sabda nabi: "tidurnya orang alim (ahli hakikat makrifat), lebih utama dari pada sholatnya orang bodoh." Ya sebab itu tadi, orang yang tidak paham hakikat dan makrifat, segala perbuatannya hanya didasarkan ego/iblis.

Ketika masih awam ya boleh - boleh saja menggambarkan iblis, syetan, dajjal, malaikat, dan lain - lain sebagai sosok tubuh ada kepala dan anggota badan. Kalau iblis dan syetan digambarkan berkobar ada tanduknya, malaikat digambarkan bercahaya ada sayapnya, dajjal digambarkan matanya satu. Semua selalu dianggap wujud dan bentuk materi, bahkan surga dianggap sebagai istana dan bidadari, neraka dianggap kubangan/jurang besar yang berisi api.

Sekali lagi kalau sekedar penggambaran ya silakan saja, untuk mbujuki yang masih berada di level paud atau TK. Tapi kalau sudah puluhan tahun ngaku beragama kok masih mensosokkan kayak gitu ya rasanya tidak pas.

Agama itu ranahnya selalu sifat dan rasa, sebab sifat dan rasa adalah abadi. Agama ranahnya adalah semua yang abadi, bukan sosok, materi, atau fisik. Hanya saja sering di disimbolkan dan ibaratkan oleh para Rasul dengan wujud - wujud fisik dan materi, karena tingkat pemahaman manusia umum masih pada level fisik dan materi. Apa ada manusia yang mau hanya disuruh baik tanpa dibujuki imbalan fisik/materi? Maka akan selalu ada para pembimbing hati yang memahamkan hakikat - hakikat dari semua yg disampaikan para Rasul.

Pahamilah ini dengan kedewasaan jiwa, sambung rasa kepada jiwa Rasulullah. Sehingga kita tidak mungkin menunjuk iblis, syetan, ataupun kafir kepada yang di luar diri kita, sebab itu semua justru kenyataan diri kita sehari - hari. Bahkan manusia suci pun tidak akan menunjuk - nunjuk orang lain.

Maka raihlah kesucian hati untuk memusnahkan segala keburukan tersebut dari diri. KELUARLAH DARI CERITA MENUJU KENYATAAN... ini 

READ MORE
Allah (4) Fondation of Spiritual (21) Hakikat (3) Ibadah (3) Iblis (1) Kabah (2) Kafir (1) Prophet Muhammad (3) Prossess Personal (8) Sunah (1) Syetan (1) Tasawuf (15) Teroris (2) The Daughter (1) Tuhan (1)