Perasaan yang dimiliki oleh manusia, seperti rasa malu, rasa jijik timbul secara otomatik dan tidak dipaksa untuk merasakannya. Perasaan itu timbul begitu saja, ketika berhadapan dengan kotoran timbul rasa jijik, ketika berhadapan dengan harimau timbul rasa takut.
Merasa adalah kerja ruh. Perasaannya bertukar berdasarkan apa yang dilihat. Kalau lihat makanan rasa ingin, kalau melihat cacing rasa jijik. Begitulah perasaan itu selalu silih berganti. Begitu jugalah dengan rasa bertuhan. Kalau kita tidak kenal Tuhan, akan sukar untuk menimbulkan rasa bertuhan.
Walaupun kita memiliki ilmu tentang Tuhan berkuasa, Tuhan memberi ilmu dan lain-lain lagi, tidak terasa Tuhan itu Maha Pelindung dan Penyelamat, Maha mengetahui dan seterusnya.Tetapi kalau kita tahu Tuhan berkuasa dan memahami bagaimana kuasa Tuhan itu, barulah sedikit banyak merasakan Tuhan berkuasa.
Misalnya untuk merasakan pentingnya oksigen yang telah Allah beri dalam kehidupan kita. Kita tutup hidung, tentu tak lama kita dapat bertahan.
Bila orang yang tak ada rasa takut dengan Tuhan, seperti kisah seorang ibu yang membawa anaknya masuk ke tengah hutan.
Sampai di rumah dia ceritakan pada ibunya dia bertemu dengan singa, yang dia katakan cantik dan dia pun belai-belai.
Begitulah keadaan seorang anak yang tidak kenal dengan harimau, dia tidak ada rasa takut. Tetapi berbeda dengan dengan ibu yang telah kenal dengan harimau, tentu akan timbul rasa takut dan bimbang dengan keselamatan anaknya ketika mendengar cerita anaknya tentang perjumpaan dengan harimau.
Jadi untuk orang yang belum ada rasa, maka disuruh untuk berpikir. Sebagai latihan kalau kita melihat ciptaan Tuhan seperti gunung, sungai, laut, burung dan lain-lain, kita cuba kaitkan dengan Tuhan. Itulah yang disebut tafakur. Bila latihan selalu dilakukan, maka satu masa akan terasa secara otomatik, seperti perasaan-perasaan yang lain.
Bedanya dengan para sasterawan yang jiwanya halus, tetapi jika tidak dikaitkan dengan Tuhan, maka bila melihat gunung yang terasa betapa hebatnya gunung. Bila melihat laut yang terasa betapa hebatnya laut. Sebab itu mereka seperti orang yang tidak siuman, asyik dengan diri sendiri.
Jadi di tahap awal yang perlu dilakukan adalah berpikir tentang ciptaan Tuhan. Tetapi lama kelamaan, bila sudah kenal Tuhan maka akan datang perasaan-perasaan yang berkaitan dengan Tuhan secara otomatik, seperti rasa takut, bimbang, cemas dan lain - lain
Sebab itu orang-orang yang hatinya sudah sentiasa merasakan wujudnya Tuhan, maka akan timbul rasa mabuk.
No comments:
Post a Comment